Strategi Peningkatan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Lampung
Lampung, yang terletak di ujung selatanUNIVERSITAS Pulau Sumatera, dianugerahi dengan keindahan alam yang beragam, mulai dari Taman Nasional Way Kambas, kekayaan bawah laut Teluk Kiluan, hingga Gunung Krakatau yang legendaris. Namun, untuk memastikan sektor pariwisata Lampung tumbuh secara berkelanjutan, diperlukan strategi yang tidak hanya menjual keindahan alam semata, tetapi juga mengedepankan Kearifan Lokal dan identitas budaya Sai Bumi Ruwa Jurai. Peningkatan ini menuntut kolaborasi kuat antara sektor pendidikan, media, dan inisiator komunitas.
Pendidikan Tinggi dan SDM Berbasis Budaya
Kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah penentu utama keberhasilan pariwisata. Oleh karena itu, peran lembaga pendidikan tinggi sangat vital. Program studi pariwisata atau budaya di UNIVERSITAS di Lampung harus fokus pada kurikulum yang relevan dengan keunikan daerah.
Pendidikan harus mengajarkan SDM lokal:
• Penguasaan Sejarah dan Budaya: Pemandu wisata harus menguasai sejarah Suku Lampung, Filosofi Piil Pesenggiri, dan cerita rakyat yang otentik.
• Manajemen Ekowisata: Mengajarkan praktik pariwisata yang ramah lingkungan dan memberdayakan komunitas desa adat.
• Keterampilan Multibahasa: Mempersiapkan SDM untuk menyambut wisatawan mancanegara.
Melalui pendekatan berbasis kearifan lokal, lulusan kampus tidak hanya menjadi operator pariwisata, tetapi juga duta budaya yang mampu menyajikan pengalaman otentik dan mendalam kepada setiap pengunjung.
Media Lokal Sebagai Corong Promosi Digital
Di era digital, promosi pariwisata harus masif dan terarah. Media lokal memainkan peran krusial sebagai jembatan informasi. Publik Lampung dan platform sejenisnya memiliki kekuatan untuk:
• Mengangkat Kisah Otentik: Tidak hanya memuat foto destinasi yang indah, tetapi juga meliput proses pembuatan tapis, seni tari Sigeh Pengunten, atau kuliner khas Satai Hati.
• Memperkenalkan Destinasi Tersembunyi: Membantu mempromosikan destinasi yang dikelola langsung oleh masyarakat adat, sehingga manfaat ekonomi terdistribusi secara merata.
• Edukasi Wisatawan: Menyampaikan etika dan norma-norma yang berlaku saat mengunjungi desa adat atau situs suci.
Pemberitaan yang positif dan edukatif akan menarik wisatawan yang tidak hanya mencari hiburan, tetapi juga ingin menghargai dan mempelajari budaya lokal.
Inisiatif Komunitas: Aksi Nyata Muda Bergerak
Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan seringkali dimulai dari inisiatif akar rumput. Komunitas pemuda dengan semangat Muda Bergerak adalah penggerak utama dalam pengelolaan destinasi berbasis masyarakat (Community-Based Tourism/CBT).
Aksi nyata mereka meliputi:
• Pengelolaan Homestay: Mengubah rumah-rumah tradisional menjadi akomodasi yang nyaman sekaligus autentik, menawarkan pengalaman tinggal bersama keluarga Lampung.
• Konservasi Alam: Mengorganisir kegiatan bersih pantai, penanaman mangrove, atau edukasi konservasi Gajah Sumatra di Way Kambas.
• Festival Budaya: Menyelenggarakan festival lokal kecil yang melibatkan seniman dan UMKM setempat, sehingga wisatawan dapat merasakan langsung keragaman budaya Lampung.
Semangat kerelawanan dan inovasi dari pemuda memastikan bahwa pariwisata tetap sejalan dengan nilai-nilai lokal, menghasilkan manfaat ekonomi tanpa mengorbankan budaya dan lingkungan.
Strategi peningkatan pariwisata Lampung harus berlandaskan pada kolaborasi yang harmonis. Kesiapan SDM dari UNIVERSITAS, dukungan informasi dari Publik Lampung, dan inisiatif transformatif dari kelompok Muda Bergerak adalah pilar yang akan mengukuhkan identitas pariwisata Lampung. Dengan mengedepankan kearifan lokal, pariwisata Lampung tidak hanya akan menarik, tetapi juga berkelanjutan dan bermakna.




